06 Februari 2009

Persiapan Meracik Obat

I.1 PERSIAPAN
1. Pertama-tama harus memperhatikan alat-alat yang akan dipakai, seperti:
Lumpang (mortir), stamper, cawan, gelas ukur, gelas piala (beaker glass) dan timbangan harus bersih.
2. Bacalah resep yang akan dikerjakan dengan cermat dan teliti. Apakah kelengkapan resep sudah memenuhi syarat, sesuai dengan peraturan yang berlaku? (Formularium Nasional, ISO, IIMS, Farmakope Belanda)? Apakah ada yang perlu diganti atau disesuaikan untuk memperkerjakannya? Hal ini semua perlu sekali diperhatikan jangan sampai salah.

I.2 PENIMBANGAN
Penimbangan dalam mengerjakan resep ini dipakai alat timbangan bertangan panjang dengan beberapa macam daya timbang. Timbangan harus dalam keadaan setimbang (balance), bila tidak setimbang maka harus disetimbangkan dengan :
a. Diusahakan dengan mengatur tombol pengatur kesetimbangan, dengan menggeser-geserkan ke dalam maupun ke luar. Bila dengan tombol pengatur kesetimbangan tidak bisa, karena di luar kepekaan timbangan, maka perlu ditambahkan pembeban timbangan (dengan peluru senapan angin/mimis, kelereng kecil atau potongan bekas kemasan pasta gigi) yang telah dibungkus rapih.
b. Bisa juga penambahan pembebanan pada anak timbangan itu sendiri atau ditempelkan di bawah piring timbangan yang tentunya disimpan serapih mungkin jangan sampai mengganggu.


Ada tiga jenis alat timbangan :
1. Timbangan gram kasar : mempunyai daya beban antara 250 gram sampai 1.000 gram, dengan kepekaan 200 mg.
2. Timbangan gram halus : mempunyai daya beban 100 gram sampai 200 gram, dengan kepekaan 50 mg. 
3. Timbangan miligram : mempunyai daya beban 10 sampai 50 gram dengan kepekaan 5 mg.
 Yang dimaksud dengan daya beban timbangan adalah bobot maksimum yang boleh ditimbang, sedangkan kepekaan adalah tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada salah satu piring timbangan setelah keduanya diisi muatan maksimum menyebabkan ayunan jarum timbangan tidak kurang dari 2 mm dari tiap dm panjang jarum.
 Bobot terkecil yang boleh ditimbang dengan timbangan gram adalah satu gram, sedangkan bobot terkecil yang boleh ditimbang dengan timbangan miligram adalah 50 miligram.
 Bila bahan obat yang harus ditimbang bobotnya kurang dari 50 miligram, maka penimbangannya dilakukan dengan pengenceran. Sebagai pengencer biasanya digunakan bahan yang bersifat “inert” atau netral, seperti saccharum laktis (lactosum) untuk bahan obat berupa serbuk, sedangkan air atau larutan untuk bahan yang berupa cairan (sediaan cair). Sebagai bahan pengencer dapat digunakan bahan lainnya tergantung dari basis atau pembawa sediaaan yang akan dibuat.
 Cara penempatan anak timbangan dan bahan obat sebagai berikut : anak timbangan ditempatkan pada sebelah kiri piring timbangan, sedangkan bahan obat ditempatkan pada piring timbangan sebelah kanan (untuk memudahkan manambah atau mengurangi bahan obat bila kurang atau lebih).

Cara menimbang bahan obat :
1. Zat padat atau serbuk : terlebih dahulu piring timbangan baik di sebelah kiri maupun kanan diberi alas dengan kertas timbangan (perkamen) yang sama ukurannya. Kemudian anak timbangan disimpan di sebelah kiri piring timbangan dengan bantuan pinset kecil dan bahan obat disimpan di sebelah kanan dengan bantuan spatel.
2. Ekstrak kental : ditimbang pada kertas parafin (perkamen yang telah diolesi parafin cair), dengan spatel dimasukkan ke dalam mortir.
3. Zat cair/ekstrak cair : ditimbang dalm krus (kui) kalau sedikit bisa dengan cawan petri atau kaca arloji yang telah ditara.

 Cara menara cawan atau botol : dilakukan pada piring timbangan sebelah kiri atau sebelah kanan setelah wadahnya disimpan pada piring timbangan diatur kesetimbangannya dengan menempelkan penyetara seperti peluru mimis, kelereng kecil atau potongan bekas pasta gigi (odol). Setelah setimbang baru dimasukkan bahan obat yang akan ditimbang. 
 Istilah menara biasanya dipakai untuk mengukur dalam satuan gram (berat), sedangkan istilah mengkalibrasi biasa dipakai untuk mengukur dalam satuan volume (mililiter). Misalnya : akan membuat obat batuk dengan volume 100 mL, pertama kali kita harus mempersiapkan botol yang volumenya lebih besar dari 100 mL (jangan terlalu penuh, diberi ruangan udara untuk mengocok obat). Kemudian dengan memasukkan air ke dalam botol sebanyak 100 mL dan batas volume tersebut ditandai (bisa dengan spidol atau menempelkan selotif atau label) dan apabila obat telah dimasukkan ke dalam botol tanda-tanda tersebut bisa dihapus kembali.
 Dalam menuang cairan dari botol bahan obat untuk diambil sesuai dengan kebutuhan, letak etiket pada botol harus di atas, hal ini untuk menghindari pengotoran etiket.


1 comments:

Irvan Khairudin S.Si., Apt 11 Februari 2009 pukul 09.26  

Ok Boz,kita mulai bisnis kita.
khairgood. ciparay

Sebelum keluar kasih komentar dulu ya...

Powered By Blogger

Nyari Komisi Gretongan Disini Nih

Primary Education Blogs - BlogCatalog Blog Directory Add to Technorati Favorites
widgets Share/Save/Bookmark online counter

  © Blogger templates 'Neuronic' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP