21 Juli 2009

Pangalaman Pamiarsa Masihan Landong

Pada suatu waktu temanku yang bekerja di sebuah rumah sakit di sekitar Bandung Selatan mendapati seorang pasien ibu-ibu yang sudah cukup tua. Ibu ini kelihatan tidak terbiasa berbahasa Indonesia, hanya lancar berbahasa daerah Sunda, dan mungkin pendengarannya juga sudah agak berkurang. Rupanya ibu ini sudah diperiksa oleh dokter dan bermaksud menebus resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit tersebut.
Resep yang diberikan dokter kepada ibu tadi ternyata berupa suppositoria, yaitu bentuk sediaan farmasi yang pemakaiannya dimasukkan melalui anus atau dubur. Petugas apotek kemudian memberikan obat dan memberikan penjelasan kepada ibu tadi.
Petugas Apotek : "Bu, landong ieu dianggo sadinten dua kali, dilebetkan ka dubur" 
Ibu : "sumuhun cep...., nuhun!"
Keesokan harinya teman saya mendapati ibu yang kemarin berobat ada di UGD Rumah Sakit tersebut dan sudah ditangani oleh dokter. Teman saya kaget lalu bertanya kepada dokter jaga di UGD dan kepada ibu tersebut.
Dokter : "Ibu kunaon deui ka rumah sakit, sanes kamari tos kadieu dipasihan landong?"
Ibu :"muhun dokter, landong na ku ema tos di tuang dilebetkeun sareng bubur, tapi jadi raraos kieu gening?"
Dokter : "ibu..landong eta teh kedahna dilebetkeun kanu dubur sanes bubur, dubur teh imbit sanes?"
Ibu : " oh kitu.. tapi saur nu di apotek kitu cenah? ??@^*%&*(%$# (hulang huleng)"
Tampak di belakang dokter dan petugas lain mesam mesem senyam senyum sendiri...
Wow jadi begini toh kalo salah memberi informasi atau kurang jelas dalam memberikan informasi obat kepada pasien.

0 comments:

Sebelum keluar kasih komentar dulu ya...

Powered By Blogger

Nyari Komisi Gretongan Disini Nih

Primary Education Blogs - BlogCatalog Blog Directory Add to Technorati Favorites
widgets Share/Save/Bookmark online counter

  © Blogger templates 'Neuronic' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP